|
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro -Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang
terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung
empedumenyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan,
kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan
sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus
halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa
vitamin, seperti vitamin A,D, E, dan K. Empedu merupakan campuran dari
asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang
disebut kolesterol.Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan
diteruskan dan
dikeluarkan melalui feses.
dikeluarkan melalui feses.
Kelainan utama yang dapat timbul pada kandung empedu adalah
terbentuknya batu. Hal ini juga dapat terjadi pada saluran empedu. Batu
empedu disebabkan oleh perubahan secara kimiawi pada empedu seseorang.
Batu
empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen
bilirubin dan garam kalsium yang mengeras, namun kebanyakan batu
kandung empedu terbentuk dari kolesterol. Timbulnya batu empedu akan
menjadi masalah bila masuk
ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas jahitan pada suatu operasi.
Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut kolestitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam,yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi
rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.
Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, pada keadaan memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan makanan yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu empedu. Hal ini terjadi karena lemak tersebut memicu hormon merangsang kantung empedu berkontraksi sehingga memaksa empedu yang tersimpan masuk ke dalam duodenum yaitu jalan keluar menuju usus kecil, jika batu menghambat aliran empedu maka akan timbul gejala seperti sakit yang akut pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan ke dada depan. Gejala lainnya yaitu kolik, sendawa, gas dalam perut, gangguan pencernaan, berkeringat, mual, muntah, kedinginan, suhu tubuh agak tinggi, penyakit kuning (bila batu empedu menghalangi saluran empedu), dan feses berwarna coklat.
Penyakit batu kandung empedu dan saluran empedu biasanya menyerang orang-orang berusia antara 20 - 50 tahun. Penyakit ini 6 kali lebih sering terjadi pada wanita sampai usia 50 tahun. Di atas usia tersebut sama untuk kedua jenis kelamin. Selain itu, wanita yang mengalami lebih dari 2 kali kehamilan, maka resiko mendapatkan batu empedu semakin tinggi. Obesitas/kegemukan mempunyai resiko menderita batu empedu lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Beberapa upaya pencegahan terbentuknya batu empedu yang dapat ditempuh antara lain menjaga berat badan agar tetap normal, menurunkan kolesterol, dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Tetapi di lain pihak, diet keras untuk menurunkan berat badan dengan cepat dapat merangsang
hati untuk mengeluarkan kolesterol dalam jumlah besar ke dalam cairan empedu, sehigga dapat menimbulkan batu empedu.
Untuk mengetahui apakah tubuh kita terdapat batu empedu digunakan suatu alat pendeteksi batu empedu yang disebut ultrasound, yaitu dengan menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar telinga. Gelombang
suara ini diarahkan ke tubuh dan pantulan gelombangnya kemudian diolah komputer yang akan menunjukkan ada atau tidaknya batu empedu. Selain itu batu empedu dapat diketahui melalui foto sinar X dan pemeriksaan darah
di laboratorium.
Bagi penderita batu empedu, prinsip utama perawatannya yaitu mengistirahatkan kandung empedu. Hindari makanan berlemak karena lemak merangsang kandung empedu untuk bekerja keras. Kandungan protein dalam
diet cukup 1 - 1 ½ gram per berat badan setiap hari. Kalori perlu pula dibatasi, karena kebanyakan penderita batu empedu juga penderita obesitas. Bahan makanan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan juga
harus dihindari.
ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas jahitan pada suatu operasi.
Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut kolestitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam,yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi
rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.
Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, pada keadaan memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan makanan yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu empedu. Hal ini terjadi karena lemak tersebut memicu hormon merangsang kantung empedu berkontraksi sehingga memaksa empedu yang tersimpan masuk ke dalam duodenum yaitu jalan keluar menuju usus kecil, jika batu menghambat aliran empedu maka akan timbul gejala seperti sakit yang akut pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan ke dada depan. Gejala lainnya yaitu kolik, sendawa, gas dalam perut, gangguan pencernaan, berkeringat, mual, muntah, kedinginan, suhu tubuh agak tinggi, penyakit kuning (bila batu empedu menghalangi saluran empedu), dan feses berwarna coklat.
Penyakit batu kandung empedu dan saluran empedu biasanya menyerang orang-orang berusia antara 20 - 50 tahun. Penyakit ini 6 kali lebih sering terjadi pada wanita sampai usia 50 tahun. Di atas usia tersebut sama untuk kedua jenis kelamin. Selain itu, wanita yang mengalami lebih dari 2 kali kehamilan, maka resiko mendapatkan batu empedu semakin tinggi. Obesitas/kegemukan mempunyai resiko menderita batu empedu lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Beberapa upaya pencegahan terbentuknya batu empedu yang dapat ditempuh antara lain menjaga berat badan agar tetap normal, menurunkan kolesterol, dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Tetapi di lain pihak, diet keras untuk menurunkan berat badan dengan cepat dapat merangsang
hati untuk mengeluarkan kolesterol dalam jumlah besar ke dalam cairan empedu, sehigga dapat menimbulkan batu empedu.
Untuk mengetahui apakah tubuh kita terdapat batu empedu digunakan suatu alat pendeteksi batu empedu yang disebut ultrasound, yaitu dengan menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar telinga. Gelombang
suara ini diarahkan ke tubuh dan pantulan gelombangnya kemudian diolah komputer yang akan menunjukkan ada atau tidaknya batu empedu. Selain itu batu empedu dapat diketahui melalui foto sinar X dan pemeriksaan darah
di laboratorium.
Bagi penderita batu empedu, prinsip utama perawatannya yaitu mengistirahatkan kandung empedu. Hindari makanan berlemak karena lemak merangsang kandung empedu untuk bekerja keras. Kandungan protein dalam
diet cukup 1 - 1 ½ gram per berat badan setiap hari. Kalori perlu pula dibatasi, karena kebanyakan penderita batu empedu juga penderita obesitas. Bahan makanan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan juga
harus dihindari.
Cara alamiah yang dapat digunakan untuk mengatasi
batu empedu yaitu : 0 gram daun keji beling segar + 30 gram sambiloto
segar + 60 gram ambut jagung direbus dengan 600 cc air hingga tersisa
300 cc, airnya isaring, diminum hangat-hangat.
60 gram herba kumis kucing segar + 30 gram tongkol jagung + 30 gram daun eniran segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya isaring, diminum hangat-hangat.
30 gram daun sendok segar + 30 gram daun kembang pukul empat segar + 100 ram akar alang-alang direbus dengan 700 ccc air hingga tersisa 300 cc, irnya disaring, diminum hangat-hangat.
Minum jus apel sebanyak 4 gelas setiap hari selama 5 hari. Pada hari e-6 lakukan puasa, dan pada saat berbuka puasa minum air putih + 30 ram garam inggris, pada pukul 20.00 minum ½ gelas air lemon + ½ gelas minyak zaitun, aduk lalu diminum. atatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas, Lakukan secara teratur sehari 2 kali. Dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah. Tetep konsultasi ke dokter.
60 gram herba kumis kucing segar + 30 gram tongkol jagung + 30 gram daun eniran segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya isaring, diminum hangat-hangat.
30 gram daun sendok segar + 30 gram daun kembang pukul empat segar + 100 ram akar alang-alang direbus dengan 700 ccc air hingga tersisa 300 cc, irnya disaring, diminum hangat-hangat.
Minum jus apel sebanyak 4 gelas setiap hari selama 5 hari. Pada hari e-6 lakukan puasa, dan pada saat berbuka puasa minum air putih + 30 ram garam inggris, pada pukul 20.00 minum ½ gelas air lemon + ½ gelas minyak zaitun, aduk lalu diminum. atatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas, Lakukan secara teratur sehari 2 kali. Dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah. Tetep konsultasi ke dokter.